Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, di mana setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Dalam rangka memanfaatkan momen mulia ini, SMPIT Ibnu Mas’ud menghadirkan program unggulan bertajuk Santri Mengabdi. Kegiatan ini dilaksanakan selama 7 hari penuh di bulan Ramadan, dengan tujuan mengasah kemampuan siswa untuk terjun langsung ke masyarakat, khususnya dalam berkhidmah di masjid.

Santri Mengabdi bukan sekadar program rutin, melainkan wadah pembentukan karakter santri yang mandiri, bertanggung jawab, dan peka terhadap lingkungan sekitar. Melalui kegiatan ini, siswa diajak untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di sekolah, seperti mengajar TPA, menjadi imam shalat, menyampaikan kultum, hingga membantu kegiatan sosial di masjid. Program ini juga menjadi sarana untuk mempererat silaturahmi antara santri dengan masyarakat, sekaligus menumbuhkan rasa kepedulian dan kepekaan sosial.

Dengan semangat Ramadan yang penuh keberkahan, Santri Mengabdi diharapkan mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan siap berkontribusi untuk kemaslahatan umat. Selamat menjalankan Santri Megabdi, mari kita raih keberkahan Ramadan dengan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama!


Pembentukan Karakter Santri yang Dewasa dan Bertanggung Jawab

Para santri dididik untuk menjadi pribadi yang dewasa dan memahami perannya di masyarakat dengan adab yang sopan. Salah satu bentuk pengamalan adab ini adalah dengan menggunakan bahasa Jawa halus ketika berinteraksi, seperti mengucapkan “ngapunten ndherek langkung” (permisi ikut bergabung) atau “matur nuwun” (terima kasih). Selain itu, santri juga diajarkan untuk menghormati adab dan aturan yang berlaku di tempat orang lain. Santri diharapkan dapat membantu pekerjaan yang bisa dilakukan dengan sigap, baik di lingkungan asrama maupun di masyarakat. Misalnya, santri kelas VII diwajibkan untuk tinggal di asrama (boarding) dan membantu kegiatan TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) di masjid setempat. Mereka juga dilatih untuk mandiri dengan melakukan aktivitas harian seperti mencuci piring, menyapu, dan membantu pekerjaan rumah lainnya. Hal ini disampaikan oleh Kepala Sekolah SMPIT Ibnu Masud, Ibu Afrida Maurung Purwaningsih, M.Si.

Pelatihan Mengajar TPA dengan Metode Menarik
Ibu Ulfa memberikan materi tentang tata cara mengajar TPA yang efektif, termasuk mengucapkan salam, doa, dan mengatur anak-anak dengan metode yang menarik dan komunikatif. Salah satu contoh metode yang diajarkan adalah bercerita tentang kisah para nabi. Setelah sesi mengajar, santri juga diajarkan untuk memberikan kata-kata motivasi kepada anak didik agar mereka tetap bersemangat. Penting bagi santri untuk memahami kondisi anak didik dan menggunakan ice breaking di tengah pembelajaran, seperti melalui lagu atau yel-yel, agar suasana belajar menjadi lebih menyenangkan. Selain itu, santri diajak untuk mempraktikkan langsung cara mengajar TPA.

Sebagai bagian dari pelatihan, ditunjukkan juga video contoh mengajar TPA yang baik. Santri kemudian dibagi ke dalam beberapa kelompok oleh Ibu Zusty, yang menjelaskan mekanisme persebaran santri di wilayah pengabdian. Dalam kelompok-kelompok tersebut, santri berlatih mengajar TPA secara langsung dengan bimbingan dari Ibu Zusty dan Ibu Ulfa.

Tips dan Trik Menjadi MC yang Baik
Santri juga diajarkan tentang teknik menjadi pembawa acara (MC) yang baik oleh Pak Latif. Menjadi MC tidak bisa dilakukan secara instan, melainkan membutuhkan proses dan latihan. Inti dari alur acara adalah pembukaan, isi, dan penutup, terlepas dari jenis acaranya. Pada bagian pembukaan, MC harus memberikan penghormatan secara urut, dimulai dari yang tertinggi. Sementara itu, urutan sambutan dimulai dari yang paling kecil. Setelah memahami teori, santri diajak untuk mempraktikkan membaca teks pembawa acara secara langsung.

Bimbingan Story Telling oleh Bunda Wulan

Salah satu rangkaian kegiatan pembekalan Santri Mengabdi yang tidak kalah menarik adalah Bimbingan Story Telling oleh Bunda Wulan. Kegiatan ini dirancang khusus untuk melatih santri dalam menguasai seni bercerita, terutama dalam menyampaikan kisah-kisah Islami yang inspiratif dan mendidik. Bunda Wulan, seorang ahli dalam bidang komunikasi dan storytelling, membagikan teknik-teknik jitu agar cerita yang disampaikan dapat menarik perhatian dan mudah dipahami oleh anak-anak, khususnya saat mengajar TPA.

Dalam sesi ini, santri diajarkan bagaimana memilih cerita yang sesuai dengan usia anak, mengatur intonasi suara, serta menggunakan ekspresi dan gerak tubuh yang tepat untuk membuat cerita lebih hidup. Bunda Wulan juga menekankan pentingnya menyisipkan pesan moral dan nilai-nilai keislaman dalam setiap cerita, sehingga tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik.

Selain teori, santri juga diajak untuk mempraktikkan langsung teknik storytelling yang telah dipelajari. Mereka berlatih bercerita di depan teman-teman sekelompok, dengan bimbingan dan masukan dari Bunda Wulan. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan public speaking santri, tetapi juga membangun kepercayaan diri mereka dalam berinteraksi dengan anak-anak dan masyarakat.

Belajar Khutbah dan Kultum
Santri juga mempelajari cara menyampaikan khutbah dan kultum dengan baik oleh Pak Muliadi dan Pak Yahya. Materi yang diajarkan meliputi cara menyusun konten, teknik penyampaian, serta praktik pelaksanaannya. Dengan demikian, santri diharapkan mampu menyampaikan pesan keagamaan dengan jelas dan menarik kepada jamaah.

Tim Website SMPIT Ibnu Mas’ud